Kamis, 17 Mei 2012

Indonesia Mencari SDM Perbankan Syariah


Sumutdaily.com|Medan. Besarnya kebutuhan tenaga kerja atau sumber daya manusia (sumber daya insani untuk versi syariah) tidak bisa dipenuhi dengan instan, sementara pertumbuhan perbankan syariah sendiri melanju dengan cepat.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, bank-bank syariah masih menggunakan SDM dari perbankan konvensional, yang nantinya dipoles dan dibekali dengan pengetahuan syariah.
“SDM kita bikin. Jadi dari konvensional dididik untuk belajar syariah. Untuk rekrut baru sedikit. Kalau baru dari fresh graduatesulit. Jadi dengan adanya latar belakang di bank, atau lembaga keuangan sehingga lebih cepat untuk mencetak tenaga-tenaga syariah,” ujar Direktur Syariah PT Bank Danamon Indonesia Tbk Herry Hymanto, kepada wartawan di Bandung, Jawa Barat, Selasa, 8 Mei 2012.
Sebagaimana terkemuka dalam penyelenggaraan Seminar Internasional Keuangan Syariah ke-2: “Can Islamic Finance Focus on Productive Economic Activities Promote Growth and Financial Stability”, masalah SDM masih menjadi pekerjaan rumah yang masih belum terselesaikan bagi lembaga keuangan syariah.
Head of Syariah Business PT Bank OCBC NISP Tbk Koko T. Rachmady mengatakan, perlu percepatan pengadaan sumber daya insani (SDI) karena perkembangan industri perbankan syariah yang sangat cepat. Selama ini tenaga kerja diambil dari perbankan konvensional, yang sesungguhnya juga membutuhkan SDM karena pertumbuhannya juga cukup besar.
“Kalau di negara berkembang tenaga kerja selalu jadi masalah, karena pertumbuhan ekonomi baik jadi pertumbuhan ada di semua sektor. Syariah sendiri tumbuh luar biasa, ini perlu SDI yang handal, ini tidak secepat bisnisnya,” cakapnya.
Menurutnya, perlu upaya sosialisasi yang besar untuk membuat masyarakat, khususnya generasi muda agar tertarik untuk belajar keuangan syariah. Ia menegaskan, duperlukan lembaga-lembaga khusus untuk membantu mencetak SDI.
“Idealnya begitu. Nah ini pengajar nanti dari semua stake holder, baik industri, ulama dan regulator, jadi pengetahuan komplit,” ucapnya.
Bank Indonesia (BI) mencatat per akhir  2011, jumlah tenaga kerja perbankan syariah ada sebanyak 27.660 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3.773 orang bekerja di 11 bank umum syariah, 2.067 orang di 24 unit usaha syariah, dan 21.820 orang di 155 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
Direktur Eksekutif Perbankan Syariah BI Edy Setiadi mengaku, saat ini industri perbankan syariah cenderung merekrut pegawai dari perbankan konvensional daripada mengambil dari fresh graduate.
Perbankan syariah menilai lebih baik menambahkan ilmu syariah kepada SDM bank konvensional, daripada mengambil pegawai dari fresh graduate yang tidak mengetahui pengetahuan bisnis perbankan.
“Untuk syariah ini, sekarang belum riil yang memegang (pimpinan) adalah orang-orang yang murni syariah, kebanyakan pindah dari kovensional. Nah di level pegawai-pegawai juga demikian,” tandas Edy.
Ia menegaskan, salah satu upaya BI mengatasi masalah tersebut dengan menetapkan aturan di mana bank harus mengalokasikan 5% dari keuntungan untuk pengembangan SDM. Selain itu, bank sentral juga berupaya meningkatkan kerjasama dengan lembaga pendidikan, yakni universitas dan perguruan tinggi untuk menyiapkan SDM lembaga keuangan syariah.
“Kita dorong juga perbankan syariah untuk percaya pada perguruan tinggi tertentu untuk merekrut, jadi tidak melulu rekrut dari konvensional. Ini paradigma harus diubah juga,” tutupnya. (infobanknews.com/buya soraya)

Dengan maraknya perguruan tinggi yang menyelenggarakan Program Studi Perbankan Syariah harusnya Industri perbankan Syariah mencoba bekerja sama dengan perguruan tinggi tersebut dalam rangka penyedia SDM baik dari lulusan untuk dapat menjadi pegawai bank syariah tersebut juga untuk menjadikan pegawwai bank syariah menjadi bagian dari pengajar pada perguruan tinggi tersebut.