Selasa, 06 Desember 2011

Ekonomi Makro Sederhana


Yang akan saya ulas kali ini tentang Ekonomi makro sederana, karna ini menjadi tugas membaca dari dosen Makro Islam so, kayaknya akan lebih seru kalo ikutan di posting ke blog juga.

Ekonomi Satu Orang Satu Pulau
Cerita awalnya dimisalkan hidup seseorang disebuah pulau sendirian. Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari ia harus mencari sendiri makanan baginya entah dari berburu atau memancing. Misalkan orang tersebut memancing ikan untuk memenuhi kebutuhan makannya sehari saja, dengan begitu setiap hari ia harus memancing untuk bisa makan. Dan hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

N = Y = C

usaha yang ia lakukan hari ini (N) hanya untuk mendapatkan (Y) makanan yang hanya habis dikonsumsi (C) hari ini juga. Kemudian ia berpikir alangkah enakknya jika ia mempunyai pesediaan makanan untuk beberapa hari kedepan sehingga ia tidak perlu memancing setiap hari. Maka hal in dapat dirumuskan sebaga berikut :

N = Y > C
Y - C = S

Maka jika hari ini ia mengerahkan lebih banyak usaha untuk mendapatkan lebih banyak ikan yang dapat disimpan sebagai cadangan makanan untuk beberapa hari kedepan maka beberapa hari kedepan ia dapat melakukan hal lan selain memancing.

Menelisik lebih lanjut cerita ini, saya jadi teringat 2 buah ayat Al-Qur'an yang mengatakan

 "Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan. Setelah kesulitan ada kemudahan" (Al-Insyirah : 5-6)


Ekonomi 1 Pulau 5 Orang
Di roti, Asfa mempunyai selimut, imisalkan seseorang yan sendirian dipulau tadi kedatangan 4 orang yang selamat dari maut ketika kapar Cruiser yang dinaikinya menabrak sebongkah es besar dan tenggelam. 4 orang ini masing-masing bernama Maya, Asfa, Farin dan Rina, sedangkan orang yang telah lebih lama tinggal sendirian dipulau itu bernama Marin. Mereka berlma mempunyai sebuah benda berharga yang dapat membantu mempermudah hidupnya dipulau itu. Misalkan Maya mempunyaFarin mempunyai korek, Rina mempunyai  radio, sedangkan Marin yang sudah lebih lama berada dipulau itu tentu memilki keahlian memamncing ikan yang lebih baik daripada keempat pendatang baru tersebut.


Dengan barang yang mereka punyai masing-masing ternyata yang lain pun membutuhkannya. Maka, mereka hanya tingal menukarkannya dengan sesuatu yang dimiliki orang yang ingin bertukan dengannya. Misalnya, Asfa ingin mendengarkan radio maka Asfa harus menukar selimut miliknya dengan radio milik Rina, begitu juga dengan yang lainnya. Namun, kadang proses pertukaran ini tidak berjalan mulus bahkan, dinutuhkan waktu cukup lama untuk dapat mencocokan keinginan kedua belah pihak.


Inilah yang disebut dengan sistem barter atau ekonomi tanpa uang (moneyless economy) 




Ekonomi 1 Pulau, 5 orang dan Uang
Dalam keadaan yang sama seperti diatas, misalkan, tiba-tiba ada sebuah helikopter milik komplotan perampok yang baru saja membobol sebuah bank lalu, untuk menghilangkan jejak, mereka membuang uang-uang itu dibeberapa pulau, salah satunya dipulau tempat kelima orang itu berada. Misalnya uang yang dijatuhkan  sebesar 1 juta dan ditemukan oleh Maya. Maya menawarkan kepada Asfa untuk menukarkan selimutnya dengan uang tersebut. Asfa menyetujui untuk menukar selimutnya dengan uang 1 juta dari Maya. Lalu, Asfa menginginkan korek milik Farin dan ditukar dengan uang 1 juta yang ada ditangannya. farin menyetujuinya maka uang 1 juta itu kini ada ditangan Farin, lalu Farin ingin radio milik Rina dan menawarkan untuk menukarnya dengna uang 1 juta miliknya, Rina meneytujui maka kini uang berada ditangan Rina dan Rina ingin makan ikan milik Marin dengan menukarkan uang 1 juta yang ada ditangannya, Marin menyetujuinya. Maka uang 1 juta itu kini telah 5 kali berputar kepada 5 orang yang berbeda. Keadaan ini dapat dirumskan sebagai berikut :


M x V = P x T
1 juta x 5 = 1 juta x 5 
M = uang
V = perputaran uang
P = harga
T = barang yang ada

Jika diceritakan akan seperti ini, uang 1 juta berputar 5 kali putaran ke 5 orang berbeda SAMA DENGAN uang 1 juta dapat membeli 5 barang yang dibutuhkan oleh 5 orang yang berbeda.

Inilah mengapa Konsep Ekonomi Islam lebih mengutamakan perputaran uang, yang biasa disebut dengan istilah FLOW CONCEPT.

Dikeadaan yang sama dengan diawal tiba-tiba Maya menemukan lagi uang ditempat tidak jauh dari tempat penemuan uang 1 juta. Kini uang yang ada ditangan Maya sebesar 5 juta. Ketika Maya ingin selimut milik Asfa maka Maya harus memberikan uang 5 jutanya kepada Asfa, begitu seterusnya seperti keadaan diatas sampai uang tersebut ada ditangan Marin. Artinya, semua barang-barang yang pada keadaan diatas hanya seharga 1 juta pada keadaan ini (karena uang yang ersedia lebih banyak) maka harga barang-barangpun naik dari 1 juta menjadi 5 juta.

Dalam contoh diatas (keadaan kedua) terlihat bahwa aspek moneter (jumlah uang yang beredar) tidak membaw perubahan apa-apa pada sektor ekonomi riil. Maka seperti yang dikatakan oleh Ibnu Khaldun 
"Kekayaan suatu negara tidak ditentukan oleh banyaknya uang yang dimilikinya. Namun, ditentukan oleh besarnya kemampuan negara untuk memproduksi barang dan jasa"


Ekonomi 1 Pulau, 5 Orang, Uang dan Raja 
Misalnya pada saat ini keadaan sedikit berubah, yaitu orang yang menemukan uang bukanlah Maya melainkan Marin yang juga sebagai orang yang pertama kali mamapu menaklukkan pulau ini sendirian maka, kelima orang itu sepakat mengangkat marin sebagai Raja dipulau itu. Fungsi marin sebagai raja dipulau itu adalah memudahkan perekonomian yang berjalan dan melindungi pelaku ekonomi. Efek adanya raja dalam pulau itu adalah :
1. Ditunjuknya Marin sebagai raja yang mengawasi berjalannya mekanisme pasar secara adil maka keempat orang lainnya merasa perlu memberikan penghargaan berupa membayar pajak bagi sang raja agar sang raja dapat memberika fasilitas yang lebih kepada mereka.
2. Kekuatan pasar yang dimilki Marin sebagai pemilik uang, pemancing yang ahli dan kini menjadi raja maka  membuat transaksi lebih efisien lagi. Misal, Maya ingin membeli radio milik Rina maka Maya akan menjual rotinya kepada Marin sebagai raja untuk bisa mendapatkan uang dan membeli radio milik Rina, begitu juga yang lainnya.


Ekonomi Banyak Orang, Banyak Pulau, banyak Uang, dan Banyak Raja
Pulau tadi kita misalkan sebagai sebuah negara yang memiliki 5 juta jiwa warga negara yang kebutuhannya akan 5 barang (sandang, pangan, papan, pendidikan dan telekomunikasi), sebuah mata uang dan seorang raja. Lalu misalkan ada banyak pulau yang juga memiliki banyak warga negara yang juga membutuhkan 5 barang, dengan 1 mata uang dan seorang raja.
Misalkan ada 4 buah pulau (Negara) dangan mata uangnya masing-masing :
1. Abracadabra dengan mata uang ABC
2. Doremi dengan mata uang DRM
3. Gazebu dengan mata uang GZB
4. Mejikuhubiniu dengan mata uang M

Untuk memenuhi kebutuhan negaranya mau tidak mau masing-masing negara harus berinteraksi dalam perekonomian. Sehingga dibutuhkan satu standar tertentu yang dapat memudahkan transaksi antar negara tersebut. Transaksi atas negara itu tidak terlepas dari kondisi ekonomi setiap negara masing-masing.

Misalnya keadaan ekonomi Negara Abracadabra
M = ABC 1000
V = 5
P = ABC 1000
T = 5

Misalnya keadaan ekonomi Negara Doremi
M = DRM 50
V = 5
P = DRM 50
T = 5

Misalnya keadaan ekonomi Negara Gazebu

M = GZB 30000
V = 5
P = GZB 30000
T = 5



Misalnya keadaan ekonomi Negara Mejikuhibiniu

M = M 200
V = 5
P = M 200
T = 5



Maka, bagi negara Abracadabra Nilai mata uangnya ABC terhadap mata uang lain yaitu sebagai berikut :
ABC 1000 = DRM 50 = GZB 30000 = M 200

1 DRM = 1000/50 = ABC 20
1 GZB = 1000/30000 = ABC 0,3
1 M = 1000/200 = ABC 5


Namun, bila ternyata Negara Abracadabra mencetak uang lagi menjadi ABC 5000 maka, nilai mata uang ABC terhadap mata uang lain sebagai berikut :

ABC 5000 = DRM 50 = GZB 30000 = M 200

1 DRM = 5000/50 = ABC 100
1 GZB = 5000/30000 = ABC 0,1
1 M = 5000/200 = ABC 25

Artinya nilai mata uang ABC turun terhadap mata uang lain. Hal ini disebut DEPRESIASI. Inilah awal akar dari inflasi, menurunnya nilai mata uang sehingga harga-harga menjadi naik dan produksi menjadi sedikit.

Selamat membaca ....
Semoga bermanfaat :)


Semoga Allah mengampuni segala kekhilafan dan memberi kesempatan untuk memperbaikinya.
Wallahu'alam bishawab..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar